Senin, 17 Desember 2007

Jenis-jenis Penghasilan

Keluarga sebagai suatu unit terkecil dalam masyarakat memerlukan pendanaan (financing) dalam melakukan segala aktivitasnya. Pendanaan ini memegang peranan penting dalam berbagai urusan keluarga. Banyak sekali kegagalan dan masalah dalam rumah tangga berawal dari urusan keuangan ini, baik dalam urusan sumber penghasilannya (pendanaan), maupun dalam urusan pembelanjaan atau pengeluarannya.

Terkait dengan masalah pendanaan rumah tangga, ada beberapa jenis penghasilan yang menjadi tumpuan sebuah keluarga. Jenis-jenis penghasilan tersebut adalah :

Penghasilan dari pekerjaan

Seagian besar keluarga biasanya mengandalkan penghasilannya dari pekerjaan ini. Karakteristik dari penghasilan ini biasanya adalah berbanding lurus dengan waktu kita yang kita sisihkan untuk melakukan pekerjaan. Semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk bekerja maka semakin banyak pula penghasilan yang kita dapatkan. Sebaliknya, semakin kita kurangi jam kerja kita, maka semakin kecil juga penghasilan yang kita dapatkan.

Masing-masing jenis pekerjaan tentu berbeda-beda imbalan yang diberikan tergantung kepada terutama pasar tenaga kerja. Semakin langka suatu keahlian, maka biasanya semakin besar juga tingkat imbalan yang diberikan. Begitu pula, semakin sulit dan sukar suatu pekerjaan, maka imbalannya juga semakin besar.

Nah, apabila kita menginginkan penghasilan yang relatif lebih besar daripada orang kebanyakan, tentu kita memerlukan suatu keahlian yang khusus yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang. Untuk mendapatkan penghasilan ini biasanya kita perlu pendidikan khusus seperti kuliah di jurusan-jurusan yang bidangnya sedang dicari oleh pasar atau bisa melalui kursus-kursus singkat.

Namun demikian, kelemahan dari penghasilan ini adalah bahwa kita harus menyisihkan waktu dan tenaga untuk memperolehnya. Sementara waktu kita dibatasi hanya 24 jam sehari yang kita harus bagikan juga untuk istirahat, untuk bersenang-senang dan juga waktu untuk keluarga dan masyarakat sekitar. Kita juga memiliki resiko seperti sakit atau meninggal dunia sehingga penghasilan ini bisa hilang.

Penghasilan dari pekerjaan bebas

Pekerjaan bebas (bisa juga disebut self employee) adalah kita melakukan pekerjaan tetapi kita tidak terikat pada perusahaan atau pimpinan. Jadi di sini kita buka praktek sendiri memberikan suatu jasa kepada masyarakat yang memerlukannya. Pengguna jasa langsung memberikan imbalannya kepada kita. Contoh pekerjaan bebas yang sering kita temui di masyarakat adalah pekerjaan bebas yang dilakukan oleh dokter atau bidan. Mereka biasanya, selain bekerja pada rumah sakit, juga bisa membuka praktek dokter atau praktek bidan di rumah sendiri atau tempat lain yang disewa. Contoh-contoh yang lain bisa saya sebutkan misalnya pekerjaan bebas yang dilakukan oleh Akuntan, Konsultan, Pengacara, Notaris, dan lain-lain.

Penghasilan seperti ini biasanya memberikan imbalan yang lebih besar daripada penghasilan dari pekerjaan. Potensi penghasilannya pun tidak terlalu dibatasi waktu apabila kita bisa mendelegasikan pekerjaan kita kepada pegawai atau partner. Namun syaratnya biasanya kita harus punya nama dan dikenal luas karena keahlian kita.

Penghasilan dari kegiatan usaha

Apabila kita menginginkan penghasilan yang potensinya tidak terbatas maka jawabannya adalah menjadi pengusaha. Berita bagusnya adalah bahwa untuk menjadi pengusaha kita tidak perlu keahlian khusus seperti melakukan pekerjaan bebas. Kita juga tidak memerlukan sekolah tinggi-tinggi seperti halnya mau melamar kerja. Berita buruknya adalah kita harus menghadapi risiko kegagalan dan kebangkrutan. Karena berita buruk inilah sebagian besar orang lebih memilih tidak menjadi pengusaha. Mereka merasa lebih aman menjadi pekerja atau pegawai yang mendapatkan penghasilan rutin tiap bulan walaupun potensi penambahan penghasilannya kecil.

Karakteristik penghasilan dari kegiatan usaha ini adalah biasanya pada awalnya kita akan mencurahkan banyak waktu untuk mengurus bisnis. Kegiatan mencari barang atau produk yang akan kita jual memerlukan waktu yang tidak banyak. Ditambah lagi kita harus mencurahkan waktu untuk mencari pelanggan serta mencari daerah pemasaran yang potensial. Namun, dengan seiringnya waktu, waktu yang dicurahkan semakin sedikit. Sebaliknya penghasilan biasanya semakin bertambah. Bahkan bukan tidak mungkin suatu waktu kita bisa mendelegasikan bisnis kita pada orang lain yang berarti kita tidak terikat lagi oleh waktu. Sementara itu, penghasilan yang kita peroleh mengalir terus.

Penghasilan dari modal (Passive Income)

Apabila kita memiliki properti dan kita sewakan maka kita akan mendapatkan penghasilan berupa uang sewa. Apabila kita punya uang terus kita depositokan, maka kita akan memiliki penghasilan berupa bunga. Apabila kita memiliki saham, maka kita akan mendapatkan penghasilan berupa dividen.

Nah, itulah contoh penghasilan dari modal. Orang biasanya menyebut passive income karena karakteristik penghasilan ini tidak memerlukan usaha dan waktu sementara penghasilannya data sendiri walaupun kita tidur pulas.

Jenis penghasilan inilah yang kita cari-cari karena sifatnya itu. Kita cukup bersenang-senang dengan anak istri, sementara penghasilan datang sendiri. Waktu kita bisa kita gunakan untuk hal yang lebih berguna. Untuk keluarga, untuk hobby, bahkan untuk mengurus bisnis yang lain.

Namun berita buruknya bagi kita adalah bahwa kita tidak bisa dengan sekejap mengumpulkan modal kecuali kita punya warisan dari orang tua yang kaya-raya. Sebagian kita adalah orang-orang biasa yang memulai kehidupan dari nol. Dimulai dari sekolah kemudian kuliah dan (kalau beruntung) kerja.

Dengan demikian, kita perlu untuk menabung atau menyisihkan penghasilan rutin untuk memupuk modal agar suatu saat kita bisa mendapatkan passive income. Dan penghasilan seperti ini saya yakin akan kita butuhkan ketika kita pensiun di mana fisik dan kesehatan kita sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.

Penghasillan dari kekayaan intelektual

Tahukah Anda JK Rowlings? Saya yakin Anda tahu walaupun mungkin tidak pernah membaca bukunya seperti saya. JK Rowlings ini termasuk orang super kaya baru di dunia karena mendapatkan penghasilan dari hak properti atau kekayaan intelektual. Ya, buku karangannya, Harry Potter, adalah hasil karya intelektualnya yang kemudian memberikan penghasilan berupa royalti dari setiap buku yang terjual.

Kekayaan intelektual atau hak properti bisa berupa hasil karangan, formula atau rumus tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan, resep khusus dalam mebuat suatu makanan, dan juga merek dagang. Biasanya kita harus melakukan usaha dulu untuk mendapatkan kekayaan intelektual ini seperti mengarang sebuah buku, melakukan penelitian atau membangun merek yang dikenal masyarakat.

Apabila kita sudah memilikinya, maka penghasilan yang berupa royaltipun akan mengalir.

Nah, dari kelima jenis penghasilan itu idealnya kita harus memiliki penghasilan berupa passive income agar hidup kita berkualitas. Masalahnya adalah untuk mendapatkan passive income tersebut kita harus bekerja keras dulu untuk mendapatkan modal atau untuk memperoleh kekayaan intelektual. Untuk memperoleh modal dan kekayaan fisik kita mesti bekerja dulu atau melakukan usaha. Begitu juga untuk mendapatkan hak properti kita mesti melakukan usaha yang keras pada awalnya.

Jadi, di manapun kita sekarang berada, sebagai karyawankah atau sebagai pengusahakah, kita semestinya menuju pada keadaan di mana passive income lah penghasilan utama kita. Kapan itu kita dapat? Lebih cepat lebih baik. Paling tidak pada saat kita pensiun passive income kita dapat menggantikan gaji kita. Semoga.

Salam.

Letakan Script iklan sahabat Disini

Tidak ada komentar: